Mengenal Seni Aborigin Australia   

    Mengenal Seni Aborigin Australia   

    SYDNEY - Aku menyebutnya Abo, seperti juga, masyarakat Australia umumnya, menyebut dengan “Abo.” Seni-rupa Aborigin cukup dikenal di kalangan perupawan Eropa. Ketika berkunjung ke Guidhal Art Gallery, atau di With Cube Gallery di kota yang sama, London.

    Di Australia pun dijumpai di banyak  museum, Australian Museum, First Australian Galleries,   Sydney Art Gallery of South Australia, National Gallery Of Australia, Canberra, serta di gedung Parliament House, Canberra
     
    Penelitian ini, kulakukan di masa mudaku ketika bergiat pada  dunia seni, atau sebagai pemerhati seni. Alhamdulillah, aku telah dibekali metodologi penelitian, ketika di bangku kuliah dulu, dan beberapa kali mengikuti pendidikan dan pelatihan penelitian
    di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, bersertifikat. 
     
    Dari Bali aku terbang ke Darwin menggunakan visa khusus masuk Australia, tujuan meneliti, dengan mengunjungi beberapa lokasi berpengaruh pada keberadaan seni Aborigin salah satunya Asosiasi Northem and Kimberley Artist Aborigin, letaknya di Harbour View Plaze Ground floor,  St, Darwin City. Sebulan lebih berada disana, bertemu dengan beberapa pelukis Aborigin mendapatkan informasi berharga.
     
    Seni Aborigin adalah bentuk ekspresi artistik termasuk tertua di dunia, berawal sejak setidaknya enam puluh ribu tahun yang lalu menggunakan tanah dan batu. Seniman mampu menghasilkan ukiran, desain tanah dan lukisan. Itu yang disampaikan oleh ketua Association of Northem and Kimberly Aboriginal Artists of Australia, mereka singkat dengan sebutan, “ ANKAAA” Ketika aku dijamu dirumahnya.
     
    Suku ini memandang dunia mencakup masa lalu, tanah, orang yang diciptakan dari roh,   sungai, bukit, batu, tumbuhan, dan hewan. Pengetahuan itu diturunkan dari generasi ke-generasi melalui cerita, lagu, tarian, dan upacara.

    Terdapat suku Aborigin yang mendiami Australia, dan penduduk di kepulauan Selat Torres. Mereka tinggal Queensland, negara bagian Australia.
     
    Karya seni Aborigin menceritakan sebuah kisah yang didasarkan pada perjalanan individu senimannya, atau mungkin juga tentang orang tua mereka, pekerjaan sehari-hari, seperti memancing misalnya.  Jarang sekali, mencerminkan prihal suku mereka atau menangkap sakit hati dari generasinya.

    Seniman Aborigin tidak bisa melukis cerita yang bukan dari garis keturunan mereka. Jika mereka ingin melukis cerita tentang informasi historis atau sakral, mereka harus diberi izin sebelum mereka dapat melanjutkannya. 

    Setiap seniman menempel pada cerita dan teknik artistik yang lahir dari suku mereka.

    Beberapa karya seni berbicara dalam bahasa Inggris, dengan kata-kata dan frasa, disebabkan, Aborigin tidak memiliki bahasa tertulis formal, sedangkan, karya seni begitu penting bagi budaya Aborigin

    Mereka berkisah visual, seperti  “tanah curian, rasisme, dan  semuanya dicuri.” Tanpa kata-kata untuk berkomunikasi, lukisanlah mengambil tempatnya. 

    Tak ada, bahasa Aborigin dalam bentuk lisan, seperti yang pernah mereka lakukan. Setiap suku memiliki dialek yang berbeda. Sebab itu, setiap seniman memiliki cerita yang berbeda. 

    Ada sekitar 500 bahasa Aborigin yang berbeda, tidak ada dua karya seni Aborigin yang sama, tidak mengherankan terdapat begitu banyak jenis teknik. menjadi karakter cerminan seniman individual Aborigin.

    Karya seni Aborigin adalah bentuk pen-ceritaan visual, setiap suku memiliki simbol yang berhubungan dengan makna. Ada simbol-simbol ikonik juga, yang relevan dengan berbagai suku berbeda,  termasuk kaki elang, lubang air atau  tongkat penggali. 

    Warna dapat dikaitkan dengan makna yang relevan dengan berbagai suku. Beberapa suku, yang dapat memahami warna apa yang berhubungan dengan makna itu. Nada biru (untuk mewakili lautan) dan nada hangat coklat dan oranye (untuk mewakili bumi) adalah yang paling umum digunakan. Simbol juga dapat digunakan untuk tujuan pengajaran, melayani anak-anak dan orang dewasa. 

    Begitupun penggunaan teknik dotting berada dalam budaya suku mereka, mengadopsi teknik dot suku lain, bergantung pada teknik apa yang dapat digunakan. Tidak dapat diterima, untuk melukis atas nama budaya suku lain

    Tergantung setiap potongan ikonografi akan berbeda dalam makna, tetapi esensi dari cerita akan sama kisah dan spiritualitas mereka berasal dari dunia di sekelilingnya. Tentu saja, tempat-tempat itu memiliki nama dan kisah yang mereka yakini dari ribuan tahun yang lalu, jauh sebelum kedatangan bangsa Inggris tahun 1788.

    Disitulah aku berada bersama mereka, memandang gemerlap langit malam Australia. Seperti tempat dan waktu yang berbeda, kisah dan spiritual mereka berasal dari dunia sekelilingnya, suara kodok; suara Buaya; suara ular, Gonggongan anjing, riuhnya suara burung malam menjadi ritme mengalir dalam rasa seni mereka. Itu pula yang ditumpahkan pada ladang kanvas mereka.

    Dot painting berasal memahami pengetahuan rahasia yang dimiliki oleh orang Aborigin.  Dotting ganda mengaburkan segala bentuk makna tetapi masih dapat dilihat oleh orang Aborigin. Kini telah menjadi salah satu teknik gaya yang terkenal, terutama dari suku Western Australia.

    Ada yang menarik kutemukan disana kesenian Aborigin hanya dianggap Aborigin jika dilukis oleh seseorang aborign yang berasal dari sana. 

    Orang Australia yang bukan Aborigin tidak memiliki wewenang untuk melukis karya seni Aborigin. Tetapi itu tidak berarti bahwa semua etnis lain dilarang menciptakan karya seni mereka. Ada banyak lokakarya di Australia,   yang terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar, lebih banyak tentang bentuk seni Aborigin.

    Sekian lama, bersama mereka disana, Aborigin pun, telah pula banyak belajar dariku, melihat, mendengar dari gerakan lima waktu shalatku sehari, ketika sujud, keningku lama menempel di sajadah lantai, yang mencuri perhatiannya. Mereka pun antusias balik bertanya?

    SYDNEY

    Eddy Syarif

    Tukang Foto Keliling

    sydney aborigin eddy syarif
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Laki-laki Paruh Baya

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Shalat Jumat Berjamaah Warga Binaan Lapas Tembilahan
    Hendri Kampai: Saat Kenaikan Pajak Menjadi Beban, dan Bukan Solusi
    Hendri Kampai: Pajak untuk Apa?
    Pengetahuan Tak Terhalang Jeruji, WBP Lapas Tembilahan Terus Belajar Tanpa Henti   

    Ikuti Kami