JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan pihaknya mendukung kebijakan Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang ingin memberantas match fixing atau pengaturan skor dengan mempersiapkan Satgas Antimafia Bola. Jenderal Sigit mengungkapkan Polri sudah berpengalaman mengoperasionalkan satgas ini.
Baca juga:
Popda Riau, Kuansing Targetkan Tiga Besar
|
" Saya kira kita sudah punya pengalaman terkait bagaimana mengoperasionalkan Satgas Antimafia Bola, " kata Kapolri Jenderal Sigit dalam konferensi pers bersama Erick Thohir dan Menpora sekaligus Waketum PSSI Zainuddin Amali di Gedung Media Center GBK, Senayan, Jakarta Minggu (19/02/2023).
Kapolri mengatakan satgas tersebut sudah bergerak sejak 2018 hingga 2020 lalu. Dia menyebut sudah sebanyak 18 tersangka dijerat terkait kasus match fixing dalam rentang waktu tersebut.
"Di periode 2018 sampai 2020 saat itu kurang lebih sudah ada 18 tersangka yang kita proses baik dari organisasinya, manajemennya, perangkat pertandingan termasuk pemain dan perantara, " katanya.
Jenderal Sigit menegaskan Polri akan memperkuat satgas ini untuk mendukung program-program Erick sebagai ketum PSSI yang baru. Dia menyebut sejauh ini sudah ada 15 subsatgas yang tersebar.
" Tapi saya kira ke depan sesuai dengan apa yang menjadi kebijakan Bapak Ketua Umum PSSI yang baru untuk melibatkan Satgas Antimafia Bola dari awal, tentunya satgas ini akan terus kita perkuat. Saat ini ada 15 subsatgas yang sudah kita sebar di seluruh wilayah dan tentunya akan kita sesuaikan dengan apa yang menjadi program dari Bapak Ketua Umum PSSI, " ujar dia.
Dengan demikian, Kapolri berkomitmen membabat habis para pelaku yang terkait dengan mafia skor bola. "Prinsipnya Polri siap mendukung dan membabat habis pelaku mafia bola, " lanjutnya.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan langkah tegasnya untuk membabat habis mafia sepak bola.
Menurut Erick, praktik mafia sepakbola harus diganjar sanksi tegas secara hukum. Oleh karena itu, Erick menggandeng Polri dengan instrumen yang dimilikinya untuk mengungkap sekaligus menyeret oknum mafia ke jeruji besi.
"Kita vonis kartu merah untuk para mafia bola. Sepakbola kita sulit berkembang selama mafia pengatur skor belum kita tendang, " tegas Erick.
(Red/Wawan)