PEMERINTAHAN - Bayangkan sebuah negeri yang kaya raya, di mana para pejabatnya jujur sejujur-jujurnya. Indonesia—tanah air tercinta, dengan jumlah rakyat yang banyak dan sumber daya alam yang melimpah ruah. Dari Sabang sampai Merauke, kekayaan ini berlimpah; tambang emas di Papua, ladang minyak di Kalimantan, perkebunan sawit di Sumatra, hingga laut biru penuh ikan di sekitar Nusantara. Hanya satu yang diperlukan untuk melengkapi semua ini: kejujuran.
Seandainya para pejabat jujur, setiap rupiah dari pajak yang kita bayar akan kembali kepada rakyat. Kita tidak perlu khawatir uang pajak kita "hilang" entah ke mana. Alokasi anggaran akan tepat sasaran, membangun sekolah di desa terpencil, memperbaiki jalan-jalan rusak, membangun rumah sakit yang layak, dan menyediakan akses internet yang cepat hingga ke pelosok desa. Tidak ada lagi anggaran yang bocor, karena para pejabat bekerja demi rakyat, bukan demi kantong pribadi.
Baca juga:
Bupati Inhu Lantik 18 Kades Terpilih
|
Indonesia akan makmur dan sejahtera. Bayangkan, desa-desa yang dulu gelap gulita di malam hari kini terang benderang, anak-anak bisa belajar dengan tenang, petani punya fasilitas untuk mengolah hasil bumi mereka sendiri, dan nelayan bisa menangkap ikan dengan teknologi yang canggih. Semua ini terjadi karena dana yang seharusnya dipakai untuk rakyat tidak lagi berpindah ke tangan yang tak sepatutnya.
Kejujuran para pejabat akan menciptakan kepercayaan dari rakyat. Tidak ada lagi istilah "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin." Kesenjangan sosial perlahan akan mengecil karena pembangunan dan kesejahteraan tersebar merata. Rakyat merasa aman dan bangga memiliki pemimpin yang mengutamakan kesejahteraan mereka.
Indonesia pun akan dihormati oleh negara lain. Kita tidak hanya dikenal sebagai negara dengan alam yang indah dan budaya yang kaya, tetapi juga dengan pemerintahan yang bersih dan rakyat yang sejahtera. Investor dari seluruh dunia tidak akan ragu untuk berinvestasi, karena mereka tahu bahwa setiap perjanjian bisnis akan dipegang teguh, tanpa perlu membayar "biaya tambahan."
Namun, apakah itu hanya angan-angan? Atau mungkin, bisa kita jadikan kenyataan? Mungkin suatu hari nanti, dengan doa dan usaha bersama, kejujuran bisa kembali menjadi landasan utama para pemimpin bangsa ini.
Jakarta, 12 November 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi