Cerita Rakyat Kecil di Balik Covid 19

    Cerita Rakyat Kecil di Balik Covid 19

    BANDUNG - Menarik dan lucu bila mendengar rakyat kecil bicara seputar Virus Corona. Aku mencoba merekamnya agar kuceritakan  lagi 
    untuk menghibur  teman yang sedang mengikuti anjuran pemerintah di rumah saja.

    Pekan lalu, pembantu rumah tangga ku (kami di rumah menyebutnya  bibi) pulang kampung ke desa untuk melihat kedua anaknya yang dititipkan pada orang tuanya di kampung.

    Ini dilakukannya dua bulan sekali, dengan membawa upah kerja dan makanan lainnya 
    untuk kedua anaknya tercinta yang masih sekolah dasar dan menengah.

    Di kampung  hanya dua hari saja, lalu kembali lagi untuk bekerja seperti biasa. Itu telah berlangsung hampir enam tahun.

    Siang itu, Bibi kembali sampai di rumah dan langsung bercerita pada isteriku.Aku hanya menguping dari ruang makan.

    “Masak bu, kemarin begitu sampai di kampung, baru saja turun dari bis, langsung saja saya digiring petugas, katanya untuk dikarantina selama dua pekan. Saya menolak, lalu saya katakan pada petugas itu “selama dikarantina itu saya diberi makan apa tidak, dan siapa yang memberi makan anak-anak saya, dan siapa yang memberi biaya kebutuhan sekolah anak saya?

    Petugas itu diam saja, kemudian saya bilang lagi agak kencang bu “kalau tidak diberi apa-apa, saya lebih baik mati karena corona dari pada mati karena kelaparan.”

    Lalu saya pergi aja bu, berjalan kaki ke tempat anak saya.Petugas itu diam saja dan membiarkan saya pergi begitu saja. Sambil berceloteh di tengah  jalan bu, kalau saya mati karena corona, kan saya bakal ditanggung dan diurus Negara, tapi kalau saya mati karena kelaparan, tentunya orang dan Negara tidak peduli pada saya.

    Bandung

    Eddy Syarif

    Tukang Foto Keliling

    bandung covid 19 eddy syarif
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Ozkan, sahabat dari Istanbul

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Deteksi Dini Gangguan Kamtib, Lapas Tembilahan Pindahkan Empat Warga Binaa
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa

    Ikuti Kami