Rino A. Sa'danoer: Debat Cawapres ke Empat, Panggung Cawapres Unggul

    Rino A. Sa'danoer: Debat Cawapres ke Empat, Panggung Cawapres Unggul

    OPINI - Pesan yang diterima dari debat keempat ini jelas menunjukkan bahwa Gibran belum pantas untuk menjadi negarawan pada negara yang besar seperti Indonesia. Sikap arogansi yang masih diperlihatkan, terutama dalam sesi tanya jawab antar Cawapres yang lebih senior dan berpengalaman, menunjukkan bahwa Gibran berada dalam liga yang keliru. Sudah tepat bagi Gibran untuk terus belajar memimpin dengan etika. 

    Debat Cawapres dibuka dengan penyampaian visi misi oleh Cawapres Paslon 01 Muhaimin Iskandar. Tampilan Muhaimin cukup berbeda kali ini. Terlihat bahwa Muhaimin mengambil pelajaran dari pengalaman debat yang lalu. Muhaimin tampil dengan lebih percaya diri, dengan konten gagasan yang memperlihatkan karakter kepemimpinannya. Artikulasinya jelas dengan penyampaian konsep yang komprehensif. Disini kelihatan visi seorang pemimpin yang pantas untuk Indonesia

    Debat kali ini lebih menguak kualitas setiap Cawapres. Terlihat kematangan Muhaimin maupun Mahfud dalam menjalani proses debat. Kedua Cawapres seolah-olah menjalin "chemistry" untuk mencari solusi bagi negeri ini. Kritik terhadap kebijakan rezim Jokowi jelas dilontarlan oleh kedua Cawapres dalam pembukaan kata mereka. Saling melontarkan kata setuju bagi masing-masing pihak menunjukkan rasa hormat terhadap satu sama lain. Cukup mengasyikkan mengikuti sesi tanya jawab diantara keduanya. Ada secuil aspek edukasi dari "dialog" antara Muhaimin dan Mahfud, yang seharusnya dalam satu debat  saling menjatuhkan adalah normanya. 

    Cerita yang berbeda terbaca dari sosok Gibran. Mengikuti gaya komunikasi Gibran mengingatkan kita pada pertandingan debat semasa di SMA. Cenderung untuk menyerang lawan debat secara pribadi, tanpa menghormati pengalaman serta kemampuan intelektual lawan debatnya. Sebagaimana yang disampaikan, jelas Gibran bermain dalam liga yang jauh diatas kemampuannya. Sikap Gibran yang kurang santun akan menghukum dirinya dalam pesta demokrasi ini. 

    Debat kali ini merupakan panggung yang mempertontonkan siapa Cawapres unggul diantara mereka. Kekuatan konsep dan visi merupakan tolok ukur utama untuk menentukan keunggulan pemimpin di level negara. Selain itu, kemampuan untuk menjaga sikap menghormati lawan debat serta kesantunan menyampaikan pendapat tidak kalah pentingnya untuk menilai keunggulan para Cawapres.

    Muhaimin dan Mahfud hampir mempunyai nilai yang setara dalam sikap dan kesantunan, sementara Gibran mendapat nilai jauh dibawahnya. Untuk konsep dan visi, jelas Muhaimin pemenangnya. Panggung debat yang keempat ini menunjukkan Muhaimin adalah Cawapres yang lebih unggul diantara keduanya. Fakta ini menyimpulkan bahwa Muhaimin memang pantas untuk disandingkan dengan Anies Baswedan sebagai pemimpin negara ini. 

    Sentul City, 21 Januari 2024

    Dr. Rino A. Sa'danoer
    (Sekjen Badan Pemenangan Anies-Muhaimin) 

    muhaimin iskandar gibran mahfud cawapres pilpres 2024
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Saiful Chaniago: Keutamaan Masyarakat Adat...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Deteksi Dini Gangguan Kamtib, Lapas Tembilahan Pindahkan Empat Warga Binaa
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa

    Ikuti Kami