JAKARTA - Kementerian Agama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan UNESCO akan bekerja sama memperkuat literasi kebencanaan melalui ekosistem masjid. Hal tersebut disampaikan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar), Kemenag, Adib saat menerima delegasi BRIN di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Adib mengatakan, program kerja sama tersebut menargetkan masjid-masjid untuk memiliki konsep dalam penanggulangan bencana, dengan menyesuaikan tata ruang dan arsitektur.
Baca juga:
Kaum Sodom, Sejarah Terulang Kembali
|
“Bagaimana masjid-masjid kita, utamanya para takmir, memiliki mindset dalam penanggulangan bencana, maka kita membangun literasi di kalangan para takmir maupun jemaah masjid. Seperti bagaimana sebaiknya tata ruang dan arsitektur masjidnya sehingga bisa menanggulangi bencana alam, ” ujar Adib.
Adib mengungkapkan, Kemenag akan meningkatkan literasi kebencanaan di kalangan aktivis, takmir, dan jemaah masjid. Berikutnya, Kemenag akan bekerja sama menerbitkan buku terkait pengelolaan masjid yang tanggap bencana alam, serta melakukan bimbingan teknis dengan para ahli dan pihak terkait mengenai penanggulangan bencana di masjid.
Adib melanjutkan, program ini bukan hanya terkait kebencanaan, tetapi juga terkait kesejahteraan masyarakat dan penanganan kesenjangan sosial.
Adib berharap, masjid tidak hanya menjadi pusat syiar Islam yang toleran, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat.
“Kita harapkan masjid atau tempat-tempat ibadah tidak hanya menjadi pusat syiar Islam yang toleran, tapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat untuk mengidentifikasi terkait dengan kebencanaan. Sebab, Indonesia termasuk negara yang sangat rentan bencana, ” pungkas Adib. (Fn/Mr)